Training boiler kelas 1 (Alkon) PT Meratus Jaya Iron & Steel


LAPORAN 
PELATIHAN SERTIFIKASI
OPERATOR PESAWAT UAP KELAS I (SATU)

1. PENDAHULUAN 
Pembangunan nasional yang kita laksanakan selama ini antara lain bertujuan untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi untuk mewujudkan kesejahteraan masyarakat. Percepatan pembangunan sektor industri dan dunia usaha diharapkan dapat memacu pertumbuhan ekonomin tersebut.
Industri dan dunia usaha pada saat ini sangat dipengaruhi oleh adanya proses dan perkembangan global dibidang ekonomi perdagangan. Globalisasi tersebut akan sangat mempengaruhi arah dan kebijaksanaan pembangunan dan struktur ekonomi negara berkembang termasuk Indonesia.
Untuk mampu melaksanakan persaingan dan kompetisi dengan tingkat keunggulan komperatif maka dunia usaha dapat menyesuaikan tuntutan global dengan persyaratan standart international seperti ISO 9000 series, tentang manajemen mutu dan ISO 14000 tentang lingkungan.
Keselamatan dan kesehatan kerja sebagai upaya perlindungan bagi tenaga kerja dan manusia umumnya serta aset perusahaan mulai dibicarakan sebagai kalangan untuk dapat ditetapkan secara international sebagai suatu persyaratan dalam perdagangan bebas dengan telah diselenggarakannya whorkshop ISO on occupation healty and safety management system di Geneva.
Hal ini membuktikan bahwa jaminan keselamatan dan kesehatan kerja akan menjadi tuntutan utama dunia usaha menggeser tuntutan jaminan sosial dan kesejahteraan pekerja.
Keselamatan dan kesehatan kerja yang dalam pelaksanaannya ditujukan kepada program dan kegiatan pencegahan kecelakaan kerja mempunyai manfaat yang sangat besar bagi dunia usaha dan industri dalam bentuk efisiensi dan produktifitas perusahaan.
Di negara maju saat ini sedang dikembangkan program manajemen resiko dan manajemen K3 di perusahaan guna mengidentifikasi resiko dan bahaya yang mungkin terjadi, kemudian melakukan teknik pengendalian untuk mencapai kondisi nihil kecelakaan, efisiensi dan produktifitas.


2.     TUJUAN
Tujuan dari  pelatihan ini adalah :
a.    Mendapatkan surat ijin mengoperasikan boiler dan mendapatkan sertifikat.
b.    Menambah wawasan.
c.    Pengetahuan.
d.    Keterampilan.
e.    Analisa,
f.     Tepat, akurat dalam mengambil keputusan.

3.     METODE PELATIHAN
Metode pelatihan sertifikasi pesawat uap kelas satu yang dilaksanakan                    di PT Meratus Jaya Iron & Steel adalah dalam ruangan (in class) berupa presentasi, diskusi, dan mimbar yang dilakukan oleh PT Alkon Trainindo Utama.

4.     WAKTU PELAKSANAAN
Waktu pelaksanaan pelatihan dan sertifikasi operator pesawat uap kelas I dimulai pada tanggal 07 Mei 2012 sampai dengan 15 Mei 2012 di gedung training center PT Meratus Jaya Iron & Laporan training sertifikasi pesawat uap kelas 1 (Alkon), PT Meratus Jaya Iron & SteelSteel.


BAB 2
DASAR TEORI
A.     Prinsip Keselamatan dan Kesehatan Kerja.
Dalam undang-undang dasar 1945 pasal 27 ayat 2 disebutkan bahwa “setiap warga negara berhak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak bagi kemanusiaan”. Dalam hal ini, yang dimaksud pekerjaan adalah pekerjaan yang bersifat manusiawi, yang memungkinkan pekerja berada dalam kondisi sehat dan selamat, bebas dari kecelakaan dan penyakit akibat kerja, sehingga dapat hidup layak sesuai dengan martabat manusia.
Keselamatan dan kesehatan kerja atau K3 merupakan bagian integral dari perlindungan pekerja dan perlindungan perusahaan. Pekerja adalah  bagian integral dari perusahaan. Jaminan keselamatan dan kesehatan kerja akan meningkatkan produktifitas pekerja dan meningkatkan produktifitas perusahaan.
Pemerintah berkepentingan atas keberhasilan dan kelangsungan semua usaha-usaha masyarakat. Pemerintah berkepentingan pula melindungi masyarakatnya termasuk para pekerja dan aset perusahaan dari bahaya kerja. Sebab itu pemerintah mengatur dan mengawasi pelaksanaan keselamatan dan kesehatan kerja. Undang-undang no 1 tahun 1970 tentang keselamatan kerja dimaksudkan untuk menjamin :
a.    Agar pekerja dan setiap orang lainnya yang berada di tempat kerja selalu berada dalam keadaan sehat dan selamat.
b.    Agar sumber-sumber produksi dapat dipakai dan digunakan secara aman dan efisien.
c.    Agar proses dapat berjalan secara lancar tanpa hambatan.
Faktor-faktor yang menimbulkan kecelakaan dan penyakit akibat kerja dapat digolongkan pada tiga kelompok, yaitu:
a.    Kondisi dan lingkungan kerja.
b.    Kesadaran dan kualitas pekerja.
c.    Peranan dan kualitas manajemen.
Setiap kecelakaan kerja dapat menimbulkan berbagai macam kerugian, yaitu kerusakan alat produksi, bahan produksi atau perlengkapan kerja, biaya pengobatan atau kompensasi kepada pekerja yang cidera atau meninggal dunia. Sebab itu, usaha keselamatan dan kesehatan kerja perlu dilakukan melalui:
1.    Pemenuhan syarat-syarat dan standart bagi kondisi dan lingkungan kerja seperti mesin, pesawat, alat, proses produksi dan prosedur kerja.
2.    Pembinaan, penyuluhan dan latihan bagi para pekerja untuk meningkatkan kesadaran, pengetahuan dan keterampilannya.
3.    Peningkatan kesadaran dan komitmen manajemen untuk melaksanaan keselamatan dan kesehatan kerja.
Usaha peningkatan keselamatan dan kesehatan kerja juga memerlukan partisipasi semua pihak, termasuk pemerintah, instansi terkait, para pengusaha, asosiasi professional pekerja dan serikat pekerja.

B.   PERATURAN PERUNDANGAN PESAWAT UAP.
Ø  Undang-undang nomor 1 tahun 1970 tentang keselamatan kerja yang berisikan tentang istilah-istilah dan lingkungan kerja, ruang lingkup, syarat-syarat keselamatan kerja, pengawasan, pembinaan, panitia pembina keselamatan kerja, kecelakaan, kewajiban dan hak tenaga kerja, dan kewajiban pengurus.
Ø  Undang-undang peraturan uap 1930.
Undang-undang ( stoomordonnantie verordening stoomordonnantie 1930) atau dalam bahasa Indonesia undang-undang uap tahun 1930.
Ø  PERMEN NO.01/MEN/1988.
Tentang klasifikasi dan syarat-syarat operator pesawat uap, kewenangan operator, kewajiban operator.

C.   DASAR-DASAR K3 DAN P3K.
Potensi bahaya, tingkat bahaya, resiko, insiden, kecelakaan, aman, nyaris bahaya, tindakan tidak aman, keadaan tidak aman adalah serangkaian tentang filosofi tentang pengertian dan keselamatan dan kesehatan kerja. Pencegahan suatu rangkaian kejadian (sequence) sebagai berikut:
a.    Cidera karena kecelakaan.
b.    Kecelakaan akibat perbuatan berbahaya dan kondisi berbahaya.
c.    Perbuatan dan kondisi berbahaya karena kesalahan seseorang.
d.    Kesalahan seseorang muncul karena pengaruh lingkungan atau bawaan.

D.   JENIS-JENIS PESAWAT UAP DAN CARA KERJANYA.
Gambaran umum ketel uap dan bagian-bagian ketel uap.
a.    Bagian ketel uap:
-       Badan ketel uap.
-       Dapur atau lorong api (furnace).
-       Perlengkapan ketel uap.
b.    Kapasitas ketel uap.
Kapasitas ketel uap adalah banyaknya uap yang dihasilkan dalam kg/jam pada maximum continue evaporation rate (MCR). Ada dua jenis kapasitas, yaitu kapasitas equivalent dan kapasitas sebenarnya.
Ketel silinder adalah suatu ketel uap yang berdiameter besar, mempunyai shell (badan) dan saluran gas buang, ruang api, pipa api di dalam bejananya. Karena itu ketel ini disebut ketel uap lorong api dan pipa api. Pada ketel pipa ini, gas hasil pembakaran disalurkan di dalam pipa-pipa, sedangkan air berada di     luarnya.
c.    Ketel uap pipa air tersusun dari pipa dalam jumlah yang banyak. Dipasang pada drum penampung uap/air berbentuk silinder serta di bagian bawah dipasang pada header. Pada ketel uap jenis ini, air terdapat dalam pipa-pipa, sedangkan gas panas beredar mengitari pipa-pipa itu. Jadi bidang panas ketel ini terdapat di luar pipa atau bidang yang dipanaskan terdapat di dalam pipa. Ketel  uap pipa air mempunyai keunggulan dan kekurangan yaitu;
-       Mempunyai tekanan dan kapasitas besar.
-       Pipa-pipa air menerima radiasi yang kuat, sehingga di dalam pipa-pipa air.
-       Jika aliran uap dan air berhenti atau jika di dalam pipa air hanya terdapat uap akan terjadi over heating.
-       Kapasitas besar.
E.   FUNGSI PERLENGKAPAN PADA PESAWAT UAP.
Alat pengukuran ketel uap.
-       Pedoman tekanan.
Berfungsi sebagai alat untuk menunjukan besarnya tekanan uap di dalam ketel uap. Biasanya digunakan tipe bourden, pengukur tekanan ini tidak dipasang ke badan ketel karena kadang-kadang dengan temperatur tinggi yang masuk ke dalam alat menyebabkan pengukuran tekanan tidak benar. Untuk itu digunakan pipa syphone diantara alat dan badan ketel.
Cara kerjanya:
Apabila tekanan uap masuk ke dalam ellips, yang mana salah satu ujungnya disambung dengan bagian penghubung dan disolde dan ujung yang lain tertutup serta bagian ini dihubungkan dengan luas kebagian mekanisme berbentuk tembereng yang bergigi bagian lengkungnya, pipa ellips yang ujungnya bebas dapat bergerak, gerakan ini bergantung pada tekanan uap yang masuk dan diteruskan oleh batang penghubung pada tembereng bergigi dimana jarum menunjukan tekanan yang telah ditentukan.
-       Peralatan pengukur level air:
1.Gelas pedoman/pengukur level air (water level gauge).
2.Pengukur level air tipe gelas melingkar.
3.Pengukur level jenis memantul.
4.Pengukur transparan.
5.Katup gauge cock.
-       Alat pengukur aliran (flow water).
Alat pengukur perbedaan tekanan orifice atau venture diletakan didalam pipa dan akan membuat perbedaan tekanan. Kuadrat dari perbedaan tekanan merupakan aliran didalam pipa.
-       Alat pengukur draft (manometer draft).
Draft meter digunakan untuk mengetahui besarnya draft di dalam dapur. Tekanan total = tekanan statis + tekanan dinamis.
Dengan sebuah lubang di sisi dinding dapur kemudian hubungkan ke draft meter, diketahui tekanan statis dalam dapur, dan bila dalam lorong api akan ketahui besarnya tekanan dinamis.

F.    PERALATAN KEAMANAN.
-     Katup pengaman (safety valve).
Safety valve berfungsi untuk mencegah agar tekanan kerja tertinggi ketel uap tidak melebihi. Jumlah safety valve minimum 2. Toleransi kenaikan tekanan uap sebesar 10 % selama 15 menit.
-       Alat control air ( water level alarm).
Dua float switch dipasang  pada kolom air, bila air turun float akan turun kemudian switch akan bekerja dan alarm berbunyi, begitu juga sebaliknya.
-       Ketel silinder  mendatar  biasanya menggunakan  sumbat leleh untuk mencegah terjadinya posisi air yang terlalu rendah. Sumbat leleh biasanya dibuat dari timah campuran dari material yang mempunyai titik leleh rendah diletakan di bagian atas lorong api.
G.    SEBAB-SEBAB PELEDAKAN PESAWAT UAP.
Semakin banyak industri menggunakan pesawat uap, dimana merupakan jenis peralatan yang memiliki bahaya peledakan yang sangat tinggi. Maka sangatlah penting meningkatkan pembinaan dan pengawasan di bidang keselamatan kerja.
Beberapa hal yang menyebabkan kecelakaan:
-     Pemakaian bahan untuk konstruksi ketel.
-     Desain konstruksi.
-     Pemeriksaan yang tidak lengkap.
-     Air pengisi ketel.
-     Peralatan pengaman.
-     Pengoperasian dan maintenance.
-     Kelalaian operator.

H.    PENGOPERASIAN KETEL UAP.
Untuk mengoperasikan atau melayani ketel uap diperlukan seorang operator yang mempunyai keterampilan yang cukup tentang pengoperasian sehingga umur ketel uap bisa bertahan lama. Operator dalam melayani ketel uap harus secara benar sesuai dengan  petunjuk dan aturan-aturan yang berlaku untuk mencegah kemungkinan kecelakaan.
a.    Dasar-dasar pengoperasian ketel uap.
-       Dasar-dasar penanganan.
-       Schedule  atau jadwal pengontrolan ketel uap.
-       Uji fungsi alat.
-       Pengukuran.
-       Buku harian ketel uap.
b.    Pemeriksaan sebelum pengoperasian ketel uap.
-       Pemeriksaan bagian ketel uap.
-       Pemeriksaaan dapur dan saluran gas buang.
-       Pemeriksaaan tambahan.
-       Pemeriksaan peralatan control otomatis.
-       Pemeriksaaan peralatan tambahan.
c.    Persiapan penyalaan dan pemeriksaaannya.
-       Pastikan sight glas level (gelas pedoman) ketinggian air.
-       Periksa peralatan blowdown.
-       Periksa pengatur tekanan.
-       Periksa peralatan air pengisi.
-       Periksa dapur bagian dalam dan saluran gas buang.
-       Periksa peralatan dan ventilasi.
d.    Menyalakan ketel uap.
-       Pemeriksaan umur penyalaan.
-       Penyalaan ketel uap yang menggunakan bahan bakar minyak.
-       Penyalaan untuk pembakaran ketel uap yang menggunakan bahan bakar gas.
-       Penyalaan ketel uap yang menggunakan bahan bakar batubara.
e.    Penanganan ketika tekanan uap akan dinaikan.
-       Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam penyalaan api pembakaran.
-       Menaikan tekanan uap.
-       Penanganan ketika tekanan ketel naik.
f.     Hal-hal yang penting harus dilakukan selama pengoperasian ketel berjalan normal.
-       Ketinggian air ketel harus dijaga agar tetap normal dan konstan.
-       Tekanan uap ketel dikontrol agar tetap berada pada tekanan kerja secara konstan.
-       Pembakaran harus dijaga pada kondisi yang baik.
g.    Penyetelan pembakaran.
-       Jangan melakukan pembakaran yang berlebihan.
-       Jangan merubah beban pembakaran di dalam dapur dan jika beban pembakaran naik.
-       Operator harus selalu menjaga temperature di dalam furnace sesuai dengan yang ditetapkan.
-       Pada pembakaran dengan rangka bakar harus rata dan tidak membuat kerak besi.
-       Pada pembakaran yang menggunakan tekanan paksa (forced draft combustion) harus dicegah kerusakan isolasi (casing) dan kebocoran gas pembakaran.
-       Operator harus mengoperasikan ketel sesuai dengan temperature pembakaran o2 atau co2 dan draft yang telah ditetapkan.
h.    Mengatur ketel uap secara otomatis
-       Menyetel switch limit  dan  temperature air panas.
-       Switch tekanan uap dan pengontrol tekanan uap.
-       Katup shut down bahan bakar dan katup penyetel bahan bakar.
i.      Pemeriksaan ketel uap setelah dioperasikan.
-       Kerusakan /kerak switch (kotoran yang meledak).
-       Kemungkinan kerusakan karena kenaikan uap dan temperature sisa di dalam dapur.
-       Periksa kebocoran dari katup pengisi air ketel, katup buang dan katub cock.
-       Catat berapa banyak uap yang tersisa di dalam drum.
-       Catat posisi ketinggian air pada gelas pedoman.
-       Check kebocoran katup uap.
-       Bagian penghancur batubara (pulverised coal), check pipa ventilasi, ruang pulverized atau serbuk batubara, sisa CO.
-       Keluarkan abu sebagian, tersisa retakan, atur jangan mudah terbakar.
-       Periksa kemungkinan kebocoran pipa minyak, ujung katub burner, pompa minyak.
I.    PEMERIKSAAN.
Untuk mencegah kecelakaan atau ledakan ketel uap, diperlukan suatu pemeriksaan dan pengujian atas pesawat dimulai dari penilaian rancang bangun/desain.
Pemeriksaan pesawat uap dapat digolongkan dalam 3 kelompok :
-       Pemeriksaan pertama.
-       Pemeriksaan berkala.
-       Pemeriksaan khusus.
a.    Pemeriksan pertama.
Pemeriksaan pertama adalah pemeriksaan pesawat uap dengan tujuan mencari data-data lengkap mengenai kekuatan konstruksi dari ketel uap tersebut guna mendapatkan kepastian apakah ketel uap tersebut mampu bekerja dengan baik pada tekanan kerja yang diinginkan.
b.    Pemeriksaan berkala.
Pemeriksaan berkala adalah pemeriksaan ketel uap untuk mendapatkan       data-data apakah ketel uap dan alat-alat mengalami kelainan atau tidak selama pemakaian dalam jangka waktu tertentu.
c.    Pemeriksaan khusus.
Pemeriksaan khusus adalah  pemeriksaan yang bersifat insidentil antara lain:
-       Penelitian bahan.
-       Pemeriksaan ketel uap di atas 65 tahun.
-       Pelat baru direparasi.
-       Pelat baru atau penambal.
-       Terbakar atau cacat.
-       Tenggelam.
-       Pesawat yang diawetkan.

J.     KONTROL OTOMATIS PADA KETEL UAP.
Dalam pengoperasian sebuah ketel uap digunakan sistem control secara otomatis terhadap peralatan pada ketel uap tersebut. Pada ketel uap modern pengoperasian secara manual sudah tidak memungkinkan, sehingga sistem control otomatis harus digunakan. Metode dengan pengontrolan  otomatis juga akan meningkatkan efisiensi ketel uap disamping kecelakaan dalam pengoperasian dapat ditekan. Untuk ketel uap dengan kapasitas dan tekanan kecil pengontrol tekanan uap dan ketinggian air ketel uap terpisah dengan pengontrol tekanan di dalam dapur, dalam hal ini sistem control utama adalah pembakaran yang disebut sistem ACC atau automatical combustion control.
Control ketinggian air dan control pembakaran yang dapat digunakan pada waktu yang bersamaan disebut ABC atau automatical boiler control.
Sensor adalah indera dari suatu sistem control. Fungsi untuk membaca kondisi dari umpan balik dari sistem dan mengubahnya menjadi besaran yang dikenal oleh controller.
Limit switch adalah switch yang dibentuk dari basic switch yang ditempatkan pada wadah yang kuat, konstruksinya tahan terhadap tekanan gaya dari luar,air, minyak, debu dll. Fungsinya adalah untuk menghubungkan dan memutuskan rangkaian listrik berdasarkan gaya mekanis yang dikenakan padanya.
Foto electric adalah jenis sensor yang cara penginderaan mempergunakan sarana cahaya.
Sensor level digunakan untuk mengetahui suatu obyek yang berada dalam suatu wadah, misalnya level air dalam steam drum.




K.    Pengetahuan bahan.
Hampir semua logam dibuat mula-mula dalam bentuk yang disebut “ingot” (bentuk balok) yaitu ingot casting hasil pemurnian logam dari bijinya. Proses ini menyangkut penyelesaian suatu bahan yang mula-mula dicetak dalam suatu cetakan ( Mold) yang kemudian dengan proses lain, dibentuk, dipotong, dihaluskan, disambung, atau dirubah sifat phisisnya menjadi produk yang dikehendaki.
Pada dasarnya proses pengerjaan benda kerja logam dapat dikelompokkan menjadi :
1.Proses Pengecoran.
2.Proses pembentukan.
Setiap baja diberi suatu “nama” agar mudah dikenali. Nama berupa kode yang ditetapkan dalam suatu standart lengkap dengan spesifikasi utamanya.
-Standart Jerman (DIN), baja dinyatakan dengan huruf St yang diikuti oleh bilangan yang menunjukkan kekuatan tarik minimum dari baja itu dalam Kg/mm2.
-Standart Jepang (JIS) dengan huruf SS misalnya baja dengan kadar karbon sekitar 0,35 % dinyatakan sebagai St C35 dan St C45.
Menurut struktur maknanya baja tahan karat dapat dibagi menjadi tiga kelompok yaitu :
1.      Baja tahan karat martensitik (martensitic stainless steel).
2.      Baja tahan karat feristik (ferisitic stainless steel).
3.      Baja tahan karat Austenitik (austenitic stainless steel).
Kekuatan dan keuletannya lebih rendah dari baja, tapi karena mudah dituang dan mempunyai sifat khusus, maka penggunaannya cukup luas apalagi diberi tambahan unsur paduan dengan proses laku panas yang cepat, maka sifatnya dapat diatur sesuai kebutuhan.

Biasanya besi tuang dikelompokkan menjadi :
1.   Besi tuang putih (white cast iron).
2.   Besi tuang mampu tempa (malleable cast iron).
3.   Besi tuang kelabu (grey cast iron).
4.   Besi tuang nodular (nodular cast iron).

L.     Konstruksi dan kekuatan bagian-bagian ketel uap.
Konstruksi ketel uap.
A.  Cara membuat badan (shell) dan drum.
Badan (Shell) dan drum dibuat dari beberapa lembar plat yang disatukan dengan dikeling atau di las, akan tetapi semakin tebal pelat semakin sulit membuatnya. Ketebalan pelat yang dipakai untuk konstruksi shell dan drumnya dibuat berbeda. Karena antara bagian atas dan bagian bawah menanggung beban yang berbeda.
B.  Sambungan dan bagian lubang pipa.
Yang paling lemah pada shell dan drum adalah sambungan dan lubang pipa. Jadi untuk menghitung kekuatan shell dan drum, perlu dicari berapa persen kekuatan sambungan lubang pipa terhadap dasar kekuatan logam (base metal). Pada tegangan yang timbul pada shell terdapat tegangan arah memanjang dan arah keliling, akan tetapi tegangan arah keliling adalah 2 kali lipat tegangan arah memanjang.
Pelat penutup (end palte) dan plat pipa (tube plate).
1.   Jenis pelat penutup (end plate) dan tube plate.
2.   Pelat penutup rata dan pelat pipa rata.
3.   Pelat penutup (head plate) bentuk lengkung (tipe disk).
4.   Penguat lubang denga penyisipan frange.
5.   Ketebalan minimum pelat penutup dan tube plate.
Pipa (tube).
a.   Jenis pipa.
Pipa dalam ketel dibagi berdasarkan isi yang ada di dalam pipa :
-        Pipa asap.
-        Pipa air.
-        Pipa uap.
Berdasarkan bentuk dibedakan menjadi:
-        Pipa lurus, praktis dalam pemeriksaan dan pembersihan.
-        Pipa lengkung, mempunyai kemampuan untuk ekspansi yang lebih bagus.
b.   Pipa asap.
Pipa asap menggunakan pipa carbon steel untuk proses perpindahan panas. Kalau terlalu kecil mudah timbul jelaga, sehingga tidak praktis dalam pembersihan. Bila pipa asap dipasang terlalu tinggi pada bagian atas badan (shell), penguapan menjadi sempit. Pada ketel pipa asap horisontal diletakkan di luar, pada umumnya jarak antara bagian puncak pipa asap pada deret teratas terhadap bagian atas shell dibuat minimum 1/3 dari diameter dalam shell.
c.   Pipa air.
Dibuat dari pipa karbon steel berdiameter 50 – 100mm. Dilihat dari pemakaiannya pipa air dibagi atas :
-            Pipa aliran naik (evaporation tube).
-            Pipa aliran turun (down comer tube).
M.    PEMERIKSAAN TIDAK MERUSAK.
a.   Klasifikasi Non Destructive Test.
1.  Pemeriksaan pada permukaan atau di bawah permukaan benda kerja dapat diklasifikasikan sebagai berikut :
a.      Pemeriksaan fisik (visual inspection).
b.      Penetrasi warna (dye penetrant).
c.      Pengukuran kedalaman keretakan ( crack depth metering).
d.      Arus listrik (eddy current).
e.      Serbuk magnit (magnetic particle).
2.   Pemeriksaan dalam benda kerja.
a.      Gelombang suara (ultrasonic flaw).
b.      Gelombang sinar pancaran (radiographic X-ray dan γ-ray).
b.      Tujuan Non Destructive Test.
Untuk memperjelas tujuan dan maksud dari pemeriksaan tanpa merusak dapat dibedakan sebagai berikut :
1.    Menentukan adanya cacat.
2.    Menentukan bentuk cacat.
3.    Menentukan ukuran cacat.
4.    Menentukan tebal benda kerja.
Cacat yang dimaksud adalah :
1.    Keretakan (crack).
2.    Bercak pori (porousity).
3.    Kelainan (imperfection).
4.    Pencemaran (inclusion).
N.    Pemeriksaan Dengan Penetrasi Warna (Liquid Penetrant Inspection).
A.  Fungsi Penetrant Warna.
Liquid penetrant inspection adalah suatu cara Non Destructive Inspection untuk mendeteksi keretakan-keretakan ini dapat merupakan akibat proses pembuatan yaitu pada benda-benda yang baru dibuat, maupun akibat fatique (kelelahan) pada benda yang sudah lama digunakan.
B.  Pembatasan.
1.  Keretakan atau keroposan yang diselidiki dapat dideteksi apabila keretakan atau keroposan tersebut terjadi sampai ke permukaan benda.
2.  Permukaan yang terlalu kasar atau berpori-pori juga dapat mengakibatkan indikasi keretakan yang palsu.

C.  Langkah-langkah.
1.      Menyiapkan permukaan.
2.      Penetrasi.
3.      Pembersihan.
4.      Development.
5.      Inspeksi.
D.  The solvent-revomable system.
Langkah-langkah liquid penetrant inspection dengan menggunakan solvent removable :
Solvent liquid penetrant inspection dengan menggunakan solvent-removable liquid penetrant system (langkah pembersihan dan pengeringan tidak digambarkan tetapi harus dilakukan pada awal langkah).
E.  Langkah-langkah Percobaan.
1.      Membersihkan bagian permukaan benda kerja yang akan diselidiki dari karat dan lain-lain.
2.      Membersihkan permukaan benda kerja dengan menyemprotkan cleaner.
3.      Menghapus cleaner dengan kain dari permukaan benda kerja dan ditunggu sampai kering.
4.      Menyemprot penetrant pada daerah yang diselidiki dan membiarkannya beberapa saat untuk memberikan kesempatan penetrant memasuki keretakan (antara 5-10 menit).
5.      Menghapus penetrant dari permukaan benda kerja dengan kain.
6.      Memberikan benda kerja dengan kain yang telah dibasahi dengan solvent agar tidak ada sisa penetrant pada permukaan benda kerja.
7.      Menyemprotkan developer pada permukaan benda kerja, membiarkannya beberapa saat.
8.      Mengganti garis-garis merah atau bercak merah maka pada garis-garis atau bercak-bercak inilah terdapat keretakan.
9.      Gambarkan hasil pengamatan yang diperoleh.

O.    Pemeriksaan Dengan Serbuk Magnit (Magnetic Particle Inspection).
A.  Fungsi serbuk magnit.
Magnetic Patricle Inspection adalah suatu cara mencari retak-retak dipermukaan dan di bawah permukaan (surface and subsurface discontinuities) pada bahan-bahan ferromagnetic. Bahan-bahan ferromagnetic seperti paduan alumunium, paduan magnesium, tembaga dan paduan-paduannya, timah hitam, titanium, dan paduannya serta austenitic stainless steel tidak dapat diuji dengan metode magnetic inspection.
  1. Pembangkit medan magnit.
Beberapa alat yang digunakan untuk pembangkitan medan magnit antara lain:
1.    Yoke.
2.    Coil.
3.    Central Conductor.
4.    Direct Contact Method.
5.    Prod Contact.
  1. Kerugian-kerugian menggunakan serbuk magnit.
1.    Magnit yang cukup hanya ada di antara dan sekitar titik-titik ini biasanya tidak lebih dari 12 inch karena itu untuk memeriksa seluruh permukaan dari suatu benda perlu memindahkan titik kontak berkali-kali.
2.    Harus berhati-hati supaya tidak terjadi pemanasan yang berlebihan di titik kontak. Hal ini dapat disebabkan oleh arus yang terlalu besar, adanya kotoran di tempat kontak atau kurangnya tekanan pada titik kontak.
P.     Pemeriksaan Cacat Logam Dengan Ultrasonic.
Ada 3 tiga cara yang digunakan dalam pemeriksaan cacat logam dengan ultrasonic yaitu :
A.        Pulsa echo.
B.        Through transmision.
C.        Resonance.
D.        Sistem Pengujian.
1.      Yang dimaksud dengan sistem testing langsung, testing dilaksanakan dengan menempelkan transdure ke permukaan benda kerja dengan memakai couplant kental.
2.      Immersion testing dilaksanakan dengan mencelupkan benda kerja dan transdure kedalam bak air.
  1. Prosedure Pemeriksaan.
1.    Teknik kalibrasi.
2.    Metode dengan mengevaluasi cacat dalam pada suatu benda kerja.
Q.    Pemeriksaan Dengan Pancaran Sinar.
  1. Pengujian ini dibantu dengan pancaran gelombang sinar yaitu pengujian dengan radiography.
1.    X – ray inspection.
2.    γ – ray inspection.
B.   Prinsip kerja.
Sinar X atau sinar yang diarahkan menembus benda kerja, tidak semua sinar akan menembus untuk memberi reaksi pada film yang terletak dibalik material.
C.   Cara menghasilkan sinar.
1.    Sinar X.
Dipancarkan melalui tabung sinar X tegangan rendah dan tegangan tinggi.
2.    Sinar Gamma.
Dipancarkan oleh radio isotop material yang menuju kestabilannya.
D.   Peralatan.
1.    X –Ray unit atau tabung pelindung radio isotop.
2.    Fil X –Ray untuk rekaman flaw.
E.   Metode Pemeriksaan.
1.    Dapat direkam pada film.
2.    Langsung dilihat melalui fluoroscopic.




R.    Perpindahan Panas.
Perpindahan panas adalah energy yang berupa kalor yang dipindahkan dari suatu media kemudian akibat adanya beda temperatur.
a.  Perpindahan panas dengan cara pancaran atau radiasi.
Adalah perpindahan panas antara suatu benda ke benda lain dengan jalan melalui gelombang elektro magnetis tanpa tergantung ada tidaknya media atau zat di antara benda yang menerima pancaran panas tersebut.
Misalnya:
-     Dinding ketel
-     Dinding tungku
-     Lorong api
-     Pipa-pipa ketel
Luas bidang pemancar untuk ketel tangki diambil dari luas sisi, sedangkan pada ketel pipa air diambil luas pipa yang dipancari.
b.    Perpindahan panas secara aliran atau konveksi
Adalah perpindahan panas yang dilakukan oleh molekul atau fluida (cair atau gas) pada saat menyentuh dinding akibat adanya beda temperatur.
c.    Perpindahan panas secara perambatan atau kondisi.
Adalah perpindahan panas dari suatu bagian kebagian yang lain pada benda yang sama.

S.     Pengetahuan Tentang Bahan Bakar Dan Pembakaran
Bahan-bahan yang berdasarkan pertimbangan teknis ekonomis dapat dibakar untuk menghasilkan panas dalam mesin-mesin industrI disebut dengan bahan bakar. Pembakaran adalah suatu proses reaksi kimia antara unsur-unsur bahan bakar dengan oksigen disertai dengan pelepasan panas dengan temperature tinggi. Pembakaran sempurna terjadi jika semua unsur bahan bakar terbakar dan semua panas dilepaskan dan semua itu hanya dapat terjadi secara teoritis.
-     Bahan bakar
Adalah suatu bahan yang mudah terbakar di atmosfir dan energi yang dihasilkan dari pembakaran tersebut dapat digunakan.
Bahan bakar harus mempunyai kualifikasi sebagai berikut:
a.  Mudah didapat dan kaya akan bahan-bahan yang berasal dari alam.
b.  Mudah disimpan dan dipindahkan.
c.   Mudah penggunaannya dan aman, juga tidak menimbulkan efek samping.
Analisa pendekatan dilakukan dengan mengukur komponen-komponen yang terkandung dalam bahan bakar seperti: air, abu, dan zat-zat yang mudah menguap serta jumlah kandungan karbon tetap.
Analisa komponen;
-     Kandungan air terlalu banyak.
-     Kandungan abu terlalu banyak.
-     Zat-zat yang mudah menguap terlalu banyak.
-     Kandungan karbon terlalu banyak.
Kandungan terhadap 5 unsur utama bahan bakar yaitu;
-     Oksigen (O2)
-     Karbon  (C)
-     Hydrogen (H2)
-     Nitrogen (N2)
-     Belerang (S)
Analisa unsur didasarkan pada batubara kering dan menyatakan prosentase masa, hal ini C + H2 + O2 + N2 +  S + ABU =100%
Temperature api (lighting temperature) adalah temperature ketika bahan bakar mendapat panas dan terbakar sendiri tanpa bantuan nyala api.
Titik api (lighting point) ditentukan oleh keseimbangan antara nilai pembakaran yang dihasilkan oleh pembakaran bahan bakar dengan nilai pembakaran yang dikeluarkan ke atmosfir.
Titik api (flash point) adalah temperature terendah pada peristiwa penyalaan bahan bakar.
Nilai pembakaran adalah banyaknya panas yang dikeluarkan ketika bahan bakar sempurna. Tiap satuan masa (kal/kg) bahan bakar yang dibakar.
Bahan bakar cair yang umumnya digunakan pada ketel uap adalah minyak, kerosin dan minyak disel. Bahan bakar cair berasal ini berasal dari minyak bumi (crude oil) dimana sebagian dari minyak mentah ini didestilasi menjadi gasoline, kerosin dan minyak disel.
Bahan bakar padat yang berasal dari alam dan juga yang berasal dari proses pengolahan industry. Kualitas suatu batubara ditentukan oleh perbandingan antara zat yang mudah menguap dangan karbon tetap. Dimana perbandingan ini disebut dengan perbandingan bahan bakar (fuel ratio). Semakin tinggi angka fuel ratio maka semakin baik pula kualitas batu bara tersebut. Komposisi batu bara diantaranya adalah:
-        Moisture
-        Volatile metter
-        Fixed karbon
-        Ash content
-        Sulful content
Pembakaran fludized adalah suatu pembakaran dimana aprtikel-partikel padat (pasir, batu, gamping) disuplai ke atas suatu plat yang porous kemudian batubara dengan diameter 1-5 mm juga disuplai ke porous tersebut, udara bertekanan tinggi disuplai dari bawah ke atas dan batu bara akan terbakar di atas porous dengan fluidzed.

T.     Analisa Sebab-Sebab Peledakan Pesawat Uap
Analisa statistik mengenai kasus kecelakaan ketel uap:
A.   Data statistik.
B.   Frekwensi terjadinya kecelakaan dengan ketel uap.
C.   Jenis – jenis kecelakaan ketel uap.
D.   Penyebab kecelakaan pada ketel uap.
E.   Kecelakaan pada ketel uap dan pengendalian otomatis.
Contoh kecelakaan pada boiler.
-          Penyebab kecelakaan :
Ada 3 di antara 5 kawat elektrode pengisian air secara otomatis isolasinya rusak, sehingga terjadi hubung singkat di antara bagian listrik untuk start up pompa air. Di antara kontak sambungan kabel dari alat pencegahan kekurangan air model float ada yang terbakar.
-          Tindakan untuk mencegah kecelakaan serupa.
Selain dilakukan pemeriksaan berkala isolasi kawat timbel, jika terdapat bagian isolasi yang mudah rusak harus diberi proteksi (bushing).
-          Penyebab kecelakaan :
Ketel ini sebenarnya dilengkapi dengan pengisian air secara otomatis tetapi kenapa alat ini tidak berfungsi tidak diketahui.
Ledakan gas pada ketel uap api.
-          Penyebab kecelakaan.
Menurut hasil penyelidikan oleh produsen ketel uap, tidak ditemukan kelainan pada burner, alat pengendali pembakar, FDF (forced draft fan), namun drain trap dari assist uap (stea) drain separator untuk NOx (kandungan nitrogen) ditemukan rusak. Selama waktu tersebut diperkirakan gas yang tidak terbakar sempurna berkumpul di jalan keluar asap dan kemudian disusul dari api pembakar utama, dan terjadi ledakan gas.
Kecelakaan ketel uap air disebabkan kekurangan air.
-          Penyebab kecelakaan.
Menurut hasil penyelidikan tidak ada kesalahan pada alat pengendali kekurangan air (juga termasuk sistem listriknya) dikarenakan pelampung tidak berfungsi sehingga pengoperasian tidak dihentikan meskipun terjadi kekurangan air.
Ledakan gas yang terjadi pada ketel pipa air.
-          Menurut cara menghidupkan ketel yang sedang dilakukan pengujian pembakaran dengan udara yang dikompres, salah satu dari ketel ini atau ketel yang ada disebelahnya dinyalakan satu persatu. Pada waktu yang bersamaan kebutuhan uap meningkat, sehingga kedua ketel harus dihidupkan bersama-sama.  Pembakaran diganti dari penyemprot udara ke penyemprot uap.
Oleh karena dengan kedua ketel tersebut dilakukan pembakaran penyemprot ke udara tekanan udara yang dikompres menurun dari 7,5 Kg/cm2 menjadi 5 Kg/cm2 sehingga atomisazi (pengkabutan) tidak sempurna dan terdapat gas yang belum terbakar dan meledak disaluran gas buang.

U.    Cara Pemeriksaan, Pemeliharaan Dan Reparasi Ketel Uap.
Badan Pembakar Utama dan Mekanisme Pengabutan.
1.    Pengabut (nozzle), Pengabutan (stabilizer), mangkok Pengabut (automazing cup).
A.  Nozzle.
Bila memakai burner dalam waktu lama, pada ujung nozzle akan timbul kerak karbon menandakan bahwa bahan bakarnya kurang baik, oleh karena itu nozzle harus dibersihkan secara periodik. Demikian pula untuk tipe gun pembersihan tetap perlu diperhatikan.
B.  Flame Stabilizer.
Berfungsi untuk menyetabilkan nyala api agar tidak mudah padam dengan cara menghalangi aliran udara dari penyalaan yang memerlukan pengurangan aliran udara dan kecepatan udara rendah tetapi temperatur tinggi.
Dalam pemeriksaan diperhatikan hal-hal sebagai berikut:
-       Ada atau tidak karbon yang menempel.
-       Kerusakan, perubahan bentuk, retak dan lain-lain.
-       Untuk pembakar minyak dengan tipe gun, plat flame stabilizer dan posisi pemasangan nozel.
C. Mangkok Pengabut (Automazing cup).
Dalam melakukan pemeriksaan terhadap automazing cup periksa hal-hal di bawah ini :
-       Kerusakan ujung cup (retak, gompal, berubah bentuk).
-       Sludge atau minyak yang lengket dalam cup.
-       Ada kotoran pada pengabut udara.
-       Posisi nozzle udara dan cup.


Secara garis besar hal yang harus diperiksa pada nozzle adalah:
1.      Timbul lelehan minyak diujung nozzle.
2.      Arah nyala api yang menggumpal.
3.      Di ujung pengabut terdapat karbon.
4.      Di tengah nyala api ada bercampur bunga api.
5.      Pada permukaan penghantar panas ketel uap ada melekat tar.
6.      Nyala api timbul jelaga.
7.      Nyala api terlalu panjang.
8.      Volume pengabutan berubah mendadak.
9.      Kebocoran sambungan minyak dari sambungan adaptor dan pengabut.
10.   Pada waktu menyalakan pembakar timbul suara ledakan.
Badan pemandu pembakar (body pilot burner).
Dalam pengecekannya hal yang harus diperhatikan adalah:
A.     Pembersihan karbon.
B.     Kuatnya nyala api, panjangnya apakah sesuai dengan arahnya.
C.     Apakah tekanan bahan bakar gasnya sesuai.
D.     Adanya kebocoran pada saluran gas.
V.     Reparasi Ketel Uap.
Jenis Kerusakan yang biasa terjadi antara lain :
-        Pelenturan atau pelendengan.
-        Penipisan atau capuk-capuk (pitting).
-        Retak dan pecah.
Sehingga garis besar penanganan dan pengawasan ketel adalah sebagai berikut :
-          Pengecekan bagian yang rusak secara teliti untuk menentukan jenis reparasi yang tepat.
-          Untuk reparasi berat, calon pelaksana reparasi harus mengajukan permohonan pengesahan gambar-gambar kepada direktur PNKK.
-          Pengawasan pelaksanaan reparasi.
-          Pemerikasaan dan pengujian serta pembuatan laporan.

BAB III
WAKTU PELAKSANAAN
A.    Pelatihan dan sertifikasi operator pesawat uap kelas I dilaksanakan pada tanggal 7 Mei 2012 sampai dengan 15 Mei 2012 di gedung training center PT Meratus Jaya Iron & Steel dengan jadwal sebagai berikut:
Tanggal
Hari
Mata pelajaran
7 Mei.
Senin.
Ø Kebijakan keselamatan dan kesehatan kerja.
Ø UU dan peraturan uap 1930.
Ø Dasar-dasar K3 dan P3K.
8 Mei.
Selasa.
Ø Jenis pesawat uap dan cara kerjanya.
Ø Fungsi appendages/perlengkapan pesawat uap.
Ø Air pengisi ketel uap dan cara pengolahannya.
9 Mei.
Rabu.
Ø Sebab-sebab peledakan pesawat uap.
Ø Cara mengoperasikan pesawat uap.
Ø Persiapan pemeriksaan dan pengujian pesawat uap.
10 Mei.
Kamis.
Ø Pengetahuan instalasi listrik untuk ketel uap.
Ø Pengetahuan bahan.
Ø Peninjauan konstruksi pesawat uap.
11 Mei
Jumat.
Ø Lanjutan.
Ø Perpindahan panas.
12 Mei
Sabtu
Ø Pengetahuan bahan bakar.
Ø Analisa kecelakaan peledakan.
14 Mei
Senin.
Ø Ujian teori/evaluasi.
Ø Cara inspeksi dan reparasi pesawat uap.
15 Mei.
Selasa.
Ø Praktek uap.
Ø Ujian teori/evaluasi.



BAB IV
KESIMPULAN

a.    Kesimpulan.
Setelah mengikuti pelatihan sertifikasi operator pesawat uap kelas 1, peserta dapat memahami diantaranya adalah:
-         Sikap dan perilaku sebagai operator pesawat uap.
-         Memahami kaidah-kaidah dalam mengoperasikan pesawat uap.
-         Hak-hak dan kewajiban sebagai operator pesawat uap.
-         Bahaya peledakan pada pesawat uap.
-         Arti sebuah keselamatan dalam bekerja.
-         Cara kerja dan sistem pada pesawat uap.
-         Dan lain-lain.

b.    Saran.
Saran yang bisa diberikan guna penyempurnaan pelatihan yang akan datang adalah:
-         Fasilitas dan alat pendukung lebih diperhatikan.
-         Penyampaian materi lebih aktif lagi.








Comments

  1. BWT - Anti korosi berfungsi untuk menghambat terbentuknya kerak pada boiler sekaligus memberikan perlindungan secara menyeluruh terhadap serangan korosi pada permukaan logam jenis besi dan tembaga maupun logam campuran pada boiler sistem / Hot water jenis resirkulasi . Chemical ini digunakan khusus untuk perawatan boiler.

    Spesifikasi :
    - Bentuk : Cair
    - Kemasan : 30 Liter/pail

    Untuk info lebih lengkap silahkan menghubungi nomer kami.(081310849918)
    terimakasih.

    ReplyDelete

Post a Comment

Popular posts from this blog

BASIC OPERATION OF POWER PLANT (WHRB)

FADHILAH SHALAWAT KUBRO

Prosedur Steam Blow